Senin, 03 Februari 2020

ALGORITMA PEMROGRAMAN PERCABANGAN


Algoritma Pemrograman Percabangan

Pengertian algoritma pemrograman seleksi kondisi, atau disebut juga algoritma percabangan (atau disebut juga dengan flow control dan algoritma pemilihan) adalah salah satu jenis perintah dalam algoritma yang digunakan sebagai cara untuk memberitahukan program tentang perintah apa yang harus dijalankan, dimana perintah tersebut disesuaikan dengan beberapa kondisi tertentu. Fungsi algoritma percabangan ini pada adalah untuk memproses keputusan yang tepat dan sesuai dengan yang keinginan pengguna sistem berdasarkan beberapa kondisi yang terjadi pada sistem yang digunakan tersebut.
Dalam sebuah program atau sistem, ada saatnya sebuah instruksi atau perintah hanya bisa dilakukan jika memenuhi suatu kondisi atau persyaratan tertentu. Itu mengapa, algoritma percabangan ini bisa disebut juga dengan algoritma seleksi kondisi. Agar Anda paham maksudnya, kami berikan sebuah contoh. Misalkan, kita hendak menentukan apakah suatu bilangan termasuk bilangan genap atau bilangan ganjil. Nah, algoritmanya dapat kita jelaskan sebagai berikut:
  1. Mulai
  2. Masukkan suatu bilangan, misalkan bilangan X)
  3. Jika bilangan X habis dibagi dua, maka lanjut ke perintah keempat. Jika tidak lanjut ke perintah kelima.
  4. Tuliskan “X adalah bilangan genap”. Lanjut ke perintah keenam.
  5. Tuliskan “X adalah bilangan ganjil”
  6. Selesai
Dari algoritma di atas, kita bisa lihat bahwa ada dua kemungkinan perintah yang akan dikerjakan setelah perintah ketiga dikerjakan. Perintah pertama, jika bilangan X habis dibagi dua maka selanjutnya perintah keempat yang dikerjakan, kemudian lompat ke perintah keenam dan perintah kelima tidak dikerjakan. Perintah kedua, jika bilangan X tidak habis dibagi dua maka melompat ke perintah kelima dan perintah keempat tidak dikerjakan. Kedua perintah tersebut sama-sama berakhir pada perintah keenam, yang menyatakan bahwa proses algoritma telah selesai.
Bagaimana, sudah paham mengenai maksud dari algoritma percabangan ini? Nah, ternyata algoritma percabangan ini banyak macamnya. Namun, inti dari algoritma ini sama, yaitu suatu program atau sistem akan mengerjakan sebuah perintah yang disesuaikan dengan kondisi atau syarat tertentu. Apa saja macam-macam algoritma percabangan? Artikel kali ini akan mengulasnya untuk Anda. Berikut ini pembahasannya:
1. Percabangan untuk 1 kondisi
Pada percabangan jenis ini, hanya ada satu kondisi yang menjadi syarat untuk melakukan satu buah atau satu blok instruksi. Format umum dari algoritma percabangan dengan satu kondisi adalah sebagai berikut:
 IF kondisi THEN
 instruksi
 ENDIF
Arti dari format di atas, jika “kondisi” bernilai benar atau tercapai, maka aksi dikerjakan. Sedangkan jika bernilai salah, maka instruksi tidak dikerjakan dan proses langsung keluar dari percabangan dan kembali lagi ke kondisi awal.
Contoh dari penggunaan algoritma percabangan untuk satu kondisi adalah sebagai berikut:
 if A > B then
 write (A)
 end if
Instruksi di atas artinya instruksi akan menampilkan nilai A hanya jika kondisi “A lebih besar daripada B” bernilai benar. Jika bernilai salah, maka tidak ada aksi yang akan dilakukan atau proses langsung keluar dari percabangan (end if ).
Berikut ini kami berikan contoh beberapa contoh program algoritma percabangan untuk satu kondisi menggunakan macam-macam bahasa pemrograman. Berikut ini adalah contoh untuk program menggunakan bahasa Pascal  adalah sebagai berikut:
uses crt;
var
jeniskelamin:char;
begin
clrscr;
writeln(‘Jenis Kelamin : ’);
writeln(‘L unutk laki-laki, P untuk perempuan’);
writeln(‘Jenis kelamin anda: ’);readln(jeniskelamin);
if(jeniskelamin = ‘l’) then writeln(‘Laki-laki’);
if(jeniskelamin = ‘p’) then writeln(‘Perempuan’);
readkey;
end
Contoh lainnya dari program percabangan untuk satu kondisi pada suatu program menggunakan bahasa C++ adalah sebagai berikut:
#include <iostream.h>
int main (){
int nilai;
char a;
cout<<“Masukkan Nilai Anda:”;
cin>>nilai;
if (nilai>60){
cout<<“Selamat Anda Lulus!!”;
}
cin>>a;
return 0;
}
2. Percabangan untuk 2 kondisi
Pada percabangan jenis ini, ada dua kondisi yang menjadi syarat untuk dikerjakannya salah satu dari dua instruksi. Kondisi ini bisa bernilai benar atau salah. Bentuk umum dari percabangan dengan dua kondisi adalah sebagai berikut:
IF kondisi THEN
instruksi 1
ELSE
instruksi 2
ENDIF
Arti dari format di atas, jika “kondisi” bernilai benar maka instruksi 1 yang akan dikerjakan. Sedangkan jika bernilai salah), maka instruksi 2 yang akan dikerjakan. Perbedaannya dengan percabangan untuk satu kondisi terletak pada adanya dua instruksi untuk dua kondisi, yaitu kondisi bernilai benar dan kondisi bernilai salah.
3. Percabangan untuk 3 kondisi atau lebih
Algoritma percabangan untuk tiga kondisi atau lebih adalah bentuk pengembangan dari dua macam algoritma percabangan yang telah dibahas sebelumnya. Karena itu, percabangan jenis ini akan memiliki banyak variasi. Secara umum, format percabangannya dapat dituliskan sebagai berikut :
IF kondisi THEN
instruksi 1
ELSE IF kondisi 2 THEN
instruksi 2
ELSE
instruksi 3
ENDIF
Maksud dari algoritma di atas, instruksi 1 akan dikerjakan jika “kondisi 1” bernilai benar. Jika bernilai salah, pemeriksan dilanjutkan ke “kondisi 2”. Jika “kondisi 2” bernilai benar, maka instruksi 2 dikerjakan. Jika tidak, pemeriksaan dilanjutkan pada kondisi-kondisi lainnya. Pemeriksaan ini akan terus dilakukan terhadap semua kondisi yang ada. Jika tidak ada satu pun kondisi yang bernilai benar maka pernyataan yang dikerjakan adalah instruksi 3 atau instruksi (n+1) pada percabangan lebih dari 3 kondisi.
4. Percabangan “Case of….”
Selain menggunakan format yang dijelaskan pada poin 3, percabangan 3 kondisi atau lebih bisa juga menggunakan format “Case Of”. Format ini memiliki kegunaan yang sama, tetapi format ini digunakan untuk memeriksa data yang bertipe karakter atau integer. Secara umum format penulisannya adalah sebagai berikut:
switch (ekspresi) {
case kontanta-1:
instruksi 1 break;
case konstanta-2:
instruksi 2 break;
default:
instruksi 3
}
Contoh penerapan percabangan Case Of dalam sebuah program menggunakan bahasa Pascal adalah sebagai berikut:
uses wincrt;
var x : integer;
begin
write (‘Masukkan sebuah nilai [0…3] : ‘);
readln (x);
Case (x) of
0 : Writeln(‘X bernilai 0’);
1 : Writeln(‘x bernilai 1’);
2 : Writeln(‘X bernilai 2’);
3 : Writeln(‘X bernilai 3’);
else
Writeln(‘X tidak bernilai 0, 1, 2, ataupun 3’);
end;
end.
Contoh program percabangan Case Of menggunakan bahasa C++ :
void main() {
int nHari;
cout << “Masukkan No Hari [1..7] : “;
cin >> nHari;
cout << “Ini adalah hari “;
switch (nHari) {
case 1:
cout << “Ahad”;
break;
case 2:
cout << “Senin”;
break;
case 3:
cout << “Selasa”;
break;
case 4:
cout << “Rabu”;
break;
case 5:
cout << “Kamis”;
break;
default:
cout << “Jumat”;
}
getch();
}
5. Percabangan bersarang
Percabangan bersarang adalah instruksi yang terdiri dari adanya percabangan yang lain di dalam percabangan, atau di dalam percabangan ada percabangan lagi. Format penulisan untuk percabangan bersarang adalah sebagai berikut:
If <kondisi1> then
if <kondisi2> then
Instruksi1
Else
Instruksi2
Else
If <kondisi3>
Instruksi3
Else
Instruksi4
EndIf
Jika kondisi berjumlah lebih dari 3 kondisi, polanya tetap sama. Untuk kondisi ke 2 dan seterusnya, penulisannya menggunakan “ELSE IF kondisi THEN”, sedangkan untuk kondisi terakhir cukup menggunakan ELSE saja.
Mulanya, “kondisi1” dicek nilai kebenarannya. Jika benar, maka dicek nilai kebenaran “kondisi2”. Jika “kondisi2” benar, maka dikerjakan Instruksi1. Jika tidak, dikerjakan Instruksi2.
Sedangkan jika “kondisi1” tidak benar, maka akan dicek nilai kebenarannya. Jika “kondisi3” bernilai benar, maka dikerjakan Instruksi3. Jika tidak, maka akan dikerjakan Instruksi4.
Inilah salah satu contoh program percabangan bersarang (Nested If) menggunakan bahasa Pascal :
uses wincrt;
var x, y, z : real;
begin
write (‘Masukkan bilangan pertama : ‘);
readln (x);
write (‘Masukkan bilangan kedua : ‘);
readln (y);
write (‘Masukkan bilangan ketiga : ‘);
readln (z);
if x > y then
if x > z then
write (‘Bilangan terbesar : ‘,x:5:2)
else
write (‘Bilangan terbesar : ‘,z:5:2)
else
if y > z then
write (‘Bilangan terbesar :’,y:5:2)
else
write (‘Bilangan terbesar : ‘,z:5:2);
end.
Dan di bawah ini adalah satu contoh program percabangan bersarang lainnya menggunakan bahasa C++ :
#include <iostream.h>
void main() {
int A, B, C;
cout << “masukan angka 1 =  “;
cin >> A;
cout << “masukan angka 2 =  “;
cin >> B;
cout << “masukan angka 3 =  “;
cin >> C;
if(A<B){
if(A<C)
cout<< “angka terkecil adalah : ” << A;
else
cout<< “angka terkecil adalah : ” << C;
}
else if(B<C)
cout<< “angka terkecil adalah : ” << B;
else
cout<< “angka terkecil adalah : ” << C;
}
Setelah Anda mempelajari algoritma percabangan dalam artikel ini, Anda selanjutnya dapat mengembangkannya ke dalam bentuk flowchart. Apa fungsi flowchart dalam pemrograman? Simak artikelnya di website kami ini. Sekian artikel kami kali ini mengenai algoritma percabangan.
Eitss, Anda juga harus mengerti dahulu pengertian algoritma, flowchart, dan pseudocode dalam mempelajari pemrograman. Anda juga bisa mengetahui semuanya di website kami ini. Semoga artikel kami ini bermanfaat bagi Anda untuk mengenal algoritma percabangan.

SIMBOL SIMBOL FLOWCHART


Simbol - Simbol Flowchart

Berikut ini adalah simbol - simbol grafis standart yang sering digunakan dalam menyusun sebuah flowchart.
1. Simbol Arus (Flow Direction Symbol)
Flow direction symbol digunakan sebagai penghubung antar simbol dalam sebuah flowchart. Dalam kategori ini ada 4 simbol yang perlu dipahami, yakni simbol flow, simbol communication link, simbol connector, simbol offline connector.

2. Simbol Proses (Processing Symbol)
Processing Symbol digunakan sebagai simbol yang menyatakan serangkaian proses di dalam sebuah flowchart. Dalam kategori ini ada 7 nama symbol yakni, processing, manual operation, decision, predefined process, terminal, keying operation, offline storage, manual input.

3. Simbol I/O (Input-Output)
Input/Output symbol digunakan untuk menunjukkan operasi pengolahan dalam suatu proses Input/Output di flowchart. Kategori ini terdiri dari 6 simbol yakni, input/output, punched card, disk storage, magnetic tape, document, display.


KONVERSI BILANGAN BINER


Cara Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan konversi bilangan adalah proses mengubah bentuk bilangan yang satu ke bentuk bilangan lainnya yang masih memiliki nilai yang sama. Konversi bilangan desimal ke bilangan biner berarti mengubah bentuk bilangan desimal menjadi bentuk bilangan biner yang hasilnya tetap masih memiliki nilai yang sama.
Cara konversi bilangan desimal ke bilangan biner cukup mudah, yaitu dengan membagi bilangan desimal ke basis bilangan biner yaitu 2, hasilnya kemudian dibulatkan kebawah dan sisa hasil pembagiannya disimpan atau dicatat. Lakukan pembulatan kebawah tersebut hingga nilainya mencapai nol. Sisa pembagiannya tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling awal. Sisa pembagian yang diurutkan inilah merupakan hasil konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner.
Contoh Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner
Contoh 1
Konversikan bilangan desimal nilai 50 menjadi bilangan biner :
50/2 = 25 sisa bagi adalah 0
25/2 = 12 sisa bagi adalah 1
12/2 = 6 sisa bagi adalah 0
6/2  = 3 sisa bagi adalah 0
3/2 = 1 sisa bagi adalah 1
1/2 = 0 sisa bagi adalah 1
Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga paling awal menjadi 1100102.
Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 50 menjadi bilangan biner adalah 1100102.
Contoh 2
Konversikan bilangan desimal 105 menjadi bilangan biner :
105/2 = 52 sisa bagi adalah 1
52/2 = 26 sisa bagi adalah 0
26/2 = 13 sisa bagi adalah 0
13/2 = 6 sisa bagi adalah 1
6/2 = 3 sisa bagi adalah 0
3/2 = 1 sisa bagi adalah 1
1/2 = 0 sisa bagi adalah 1
Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga paling awal menjadi 11010012.
Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 105 menjadi bilangan biner adalah 11010012.
Untuk membuktikan apakah hasil konversi kita benar, kita dapat konversi balik dari hasil bilangan biner ini menjadi bilangan desimal. Silakan lihat contoh konversi bilangan biner ke bilangan desimal dibawah ini.
Cara Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal
Untuk Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal, Kita hanya perlu mengalikan Bilangan Biner yang ingin dikonversikan tersebut ke basis bilangan biner itu sendiri yaitu 2 yang dipangkatkan 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya yang dimulai dari kanan. Silakan lihat contoh berikut ini :
Contoh Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal
Contoh 1
1100102 = (1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
1100102 =  32 + 16 + 0 + 0 + 2 + 0
1100102 =  5010
Jadi hasil konversi bilangan biner 1100102 ke bilangan desimal adalah 5010.
Contoh 2
11010012 = (1 x 26) + (1 x 25) + (0 x 24) + (1 x 23) + (0 x 22) + (0 x 21) + (1 x 20)
11010012 = 64 + 32 + 0 + 8 + 0 + 1
11010012 = 10510
Jadi hasil konversi bilangan biner 11010012 ke bilangan desimal adalah 10510.


DNS


A.   Sejarah DNS

Sebelum dipergunakannya DNS, jaringan komputer menggunakan HOSTS files yang berisi informasi dari nama komputer dan IP address-nya. Di Internet, file ini dikelola secara terpusat dan di setiap loaksi harus di copy versi terbaru dari HOSTS files, dari sini bisa dibayangkan betapa repotnya jika ada penambahan 1 komputer di jaringan, maka kita harus copy versi terbaru file ini ke setiap lokasi. Dengan makin meluasnya jaringan internet, hal ini makin merepotkan, akhirnya dibuatkan sebuah solusi dimana DNS di desain menggantikan fungsi HOSTS files, dengan kelebihan unlimited database size, dan performace yang baik. DNS adalah sebuah aplikasi services di Internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Sebagai contoh, www untuk penggunaan di Internet, lalu diketikan nama domain, misalnya: yahoo.com maka akan di petakan ke sebuah IP mis 202.68.0.134. Jadi DNS dapat di analogikan pada pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal berdasarkan nama untuk menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di pesawat telepon. Sama persis, host komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server ke DNS, lalu oleh DNS dipetakan ke IP address.

B.   Pengertian DNS
Domain Name System (DNS) Adalah sebuah aplikasi service di internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address dan salah satu jenis system yang melayani permintaan pemetaan IP address ke FQPN (Fany Qualified Domain Name) dan dari FQDN ke IP address. DNS biasanya digunakan pada aplikasi yang berhubungan ke internet sererti Web Browser atau e-mail, Dimana DNS membantu memetakan host name sebuah computer ke IP address. Selain digunakan di internet DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau internet.


C.   Cara Kerja DNS
Untuk menjalankan tugasnya, server DNS memerlukan program client yang bernama resolver untuk menghubungkan setiap komputer user dengan server DNS. Program resolver yang dimaksud adalah web browser dan mail client. Jadi untuk terhubung ke server DNS, kita perlu menginstall web browser atau mail client pada komputer kita.


Gambar Deskripsi cara kerja DNS server

Dari gambar di atas, kita bisa sedikit mendeskripsikan cara kerja server DNS sebagai berikut
DNS resolver melakukan pencarian alamat host pada file hosts. Jika alamat host yang dicari sudah ditemukan dan diberikan, maka proses selesai.
DNS resolver melakukan pencarian pada data cache yang sudah dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya. Bila ada, kemudian disimpan dalam data cache lalu hasilnya diberikan dan selesai.
 DNS resolver melakukan pencarian pada alamat server DNS pertama yang telah ditentukan oleh pengguna.
 Server DNS ditugaskan untuk mencari nama domain pada cache-nya. Apabila nama domain yang dicari oleh server DNS tidak ditemukan, maka pencarian dilakukan dengan melihat file database (zones) yang dimiliki oleh server.
 Apabila masih tidak ditemukan, pencarian dilakukan dengan menghubungi server DNS lain yang masih terkait dengan server yang dimaksud. Jika sudah ditemukan kemudian disimpan dalam cache lalu hasilnya diberikan. Jadi, jika apa yang dicari di server DNS pertama tidak ditemukan. Pencarian dilanjutkan pada server DNS kedua dan seterusnya dengan 6 proses yang sama seperti di atas.Perlu dicatat, pencarian dari client ke sejumlah server DNS dikenal dengan istilah proses pencarian iteratif sedangkan proses pencarian domain antar server DNS dikenal dengan istilah pencarian rekursif.

D.   Hirarki Dalam Domain
DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informasi tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-”bawah”-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (resolving) dari sebuah nama domain tertinggi (top-level domain).


Gambar Hirarki Domain

Root-level domain: merupakan tingkat teratas yang ditampilkan sebagai tanda titik (.).

Top level domain (TLD) :   TLD generic dibagi menjadi 7 jenis yang terdiri 3 huruf.


TLD Negara (Country domain)
untuk membedakan pemakaian nama oleh suatu negara dengan negara lain digunakan tanda misal : .id untuk Indonesia atau .au untuk Australia
Second Level Domain (SLD)
merupakan nama untuk organisasi atau perusahaan, misalnya: microsoft.com; yahoo.com, dan lain-lain.

E.   Instalasi dan Konfigurasi DNS server pada Debian 9
Berikut file-file penting yang akan kita konfigurasi dalam DNSServer;

 /etc/bind/named.conf

 fileforward

 filereverse

 /etc/resolv.conf

Membuat zone domain

Bagian ini adalah yang terpenting, dimana kita akan menentukan nama untuk Domain dari server Debian nantinya. Kita boleh membuat Zone Domain menggunakan Tld (Top Level Domain) hanya pada jaringan local.

Edit dan tambahkan konfigurasi untuk forward dan reverse, pada file named.conf atau bisa juga pada file named.conf.local. Kemudian tambahkan script dibawah ini.

#pico /etc/bind/named.conf

zone “smkn.com” {
//zone domain anda
type master;
file “/var/cache/bind/forward”;
//lokasifileFORWARD,defaultdi/var/cache/bind/ };
zone “192.in-addr.arpa” {
//1 blok ippalingdepan
type master;
file “/var/cache/bind/reverse”;
 //lokasifileREVERSE,defaultdi/var/cache/bind/ };


File Forward

Forward berfungsi untuk konversi dari DNS ke IP Address. Misalnya ketika kita ketik www.debian.edu melalui Web Browser, maka akan muncul website dari server Debian.

Buat file konfigurasi untuk file forward dari DNS tersebut. Karena konfigurasinya cukup banyak, kita tinggal copykan saja file default yang sudah ada. debian-server:/# cd /etc/bind/
debian-server:/etc/bind# cp db.local /var/cache/bind/forward

debian-server:/etc/bind# pico /var/cache/bind/db.debian

$TTL

604800


@
IN
SOA
smkn.com. root.smkn.com. (



1
; serial



604800
; refresh



86400
; retry



2419200
; expire



604800  )
; Negative Cache TTL
;





IN
NS
smkn.com.


IN
A
192.168.207.1

server IN
A
192.168.207.1

www
IN
CNAME
server







 File Reverse

Reverse berfungsi untuk konversi Ip Address ke DNS. Misalnya jika kita mengetikan Ip Address http://192.168.10.1 pada Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamatwww.smkn.com.

debian-server:/# cp db.127 /var/cache/bind/reverse debian-server:/etc/bind# pico /var/cache/bind/reverse
$TTL

604800


@
IN
SOA
smkn.com. root.smkn.com. (



1
; serial



604800
; refresh



86400
; retry



2419200
; expire



604800  )
; Negative Cache TTL
;





IN
NS
smkn.com.

1
IN
PTR
www.smkn.com.






   
Menambah DNS-Name-Server

Tambahkan dns dan nameserver dari server Debian tersebut pada file resolv.conf. Agar dapat diakses melalui computer localhost.

debian-server:/etc/bind# pico /etc/resolv.conf
nameserver 192.168.207.1

Terakhir, restart daemon dari bind9.

debian-server:/etc/bind# /etc/init.d/bind9 restart

Bagi pemula awal, pada bagian ini sering sekali terjadi failed. Hal ini terjadi, karena Anda melakukan kesalahan pada satu file, yaitu file named.conf. Periksa kembali script yang anda buat, dan sesuaikan seperti konfigurasi diatas.

 Pengujian
Test apakah DNS Server tersebut berhasil atau tidak, dengan perintah nslookup dari computer Localhost ataupun dari computer client.

debian-server:/etc/bind# nslookup 192.168.10.1
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
1.10.168.192.in-addr.arpa
name = smkn.com.

debian-server:/etc/bind# nslookup smkn.com
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
Name  : smkn.com

Keterangan scripts

TTL adalah kependekan dari Time to Live.
Serial adalah identifikasi kapan terakhir bulan dan tanggal. Format penulisannya oktober 2010, maka ditulis 20101002

IN SOA (Start of Authority) adalah catatan dimana berkas zona/domain tersebut pertama kali dibuat. Ini juga bisa diartikan sebagai master DNS. sedangkan kolom berikutnya adalah kontak email, hanya saja @ disini diganti dengan titik. Jadi baris diatas disimpulkan kontak emailnya dalah root@ns1.apelmalang.com.

NS (name server) adalah catatan yang menentukan server mana yang akan menjawab atau melayani informasi seputar DNS untuk sebuah domain.

MX (Mail Exchange) adalah catatan yang menentukan kemana email akan dikirim. Dalam record MX ini, ada variable tambahan yaitu periority. Semakin kecil angka perioriti maka semakin besar perioritas pengiriman email.

A (address) pemetaan dari hostname ke IP address
PTR (pointer) pemetaan dari IP address ke sebuah hostname
CNAME (Canonical Name) atau yang disebut alias, pada tulisan diatas ditulis manis IN CNAME www, maka nama manis merupakan nama alias www.



CONTROL PANEL HOSTING

A. Pengertian Control Panel Hosting Control panel hosting merupakan sebuah aplikasi yang dapat dijalankan melalui browser. Untuk bisa ...